THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Senin, 31 Mei 2010

Laporan Praktikum Identifikasi Plasmodium

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit malaria adalah suatu penyakit menular yang banyak diderita oleh penduduk di daerah tropis dan subtropics. Kata "malaria" berasal dari bahasa Itali "Mal" yang artinya buruk dan "Aria" yang artinya udara, sehingga "malaria" berarti udara buruk (bad air). Hal ini disebabkan oleh karena malaria terjadi secara musiman di daerah yang kotor dan banyak tumpukan air.Malaria disebabkan oleh parasit yang ditularkan oleh nyamuk Anopeles betina.

Malaria terutama menjadi ancaman yang menyerang bayi, anak balita dan ibu melahirkan. Di seluruh dunia setiap tahunnya ditemukan 500 juta kasus malaria yang mengakibatkan 1 juta orang meninggal dunia. Malaria termasuk penyakit yang ikut bertanggung-jawab terhadap tingginya angka kematian di banyak negara dunia. Diperkirakan, sekitar 1,5-2,7 juta jiwa melayang setiap tahunnya akibat penyakit ini. Walau sejak 1950 malaria telah berhasil dibasmi di hampir seluruh benua Eropa, Amerika Tengah dan Selatan, tapi di beberapa bagian benua Afrika dan Asia Tenggara, penyakit ini masih menjadi masalah besar. Sekitar seratus juta kasus penyakit malaria terjadi setiap tahunnya, satu persen diantaranya berakibat fatal. Seperti kebanyakan penyakit tropis lainnya, malaria merupakan penyebab utama kematian di negara berkembang. Penyebaran malaria juga cukup luas di banyak negara, termasuk Indonesia.

Di Indonesia, menurut hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001, 70 juta penduduk tinggal di daerah endemik malaria dan 56,3 juta penduduk diantaranya tinggal pada daerah endemik malaria sedang sampai tinggi dengan 15 juta kasus malaria klinis. Walaupun upaya penanggulangan malaria sejak lama dilaksanakan, namun dalam beberapa tahun terakhir terutama sejak krisis ekonomi 1997 daerah endemis malaria bertambah luas, bahkan menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB) pada daerah-daerah yang telah berhasil menanggulangi malaria. Pada tahun 2003 malaria sudah tersebar di 6.053 desa pada 226 kabupaten di 30 provinsi. Daerah endemik malaria tertinggi di Indonesia adalah NTB, NTT, Papua, Manado, Palu, Kaltim dan Samarinda (2001)

B. Prinsip Percobaan

1. Prinsip sediaan apus: dibuat apusan darah pada kaca objek.

2. Prinsip pewarnaan: didasarkan pada sifat kimiawi dalam sel yaitu zat warna yang bersifat asam akan bereaksi dengan komponen sel yang bersifat alkalis demikian pula sebaliknya sehingga menghasilkan warna pada sel.

C. Tujuan Percobaan

Tujuan percobaan ini adalah untuk mengetahui bagaimana plasmodium dalam darah.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Malaria adalah penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh protozoa dari genus Plasmodium. Pada manusia, terdapat empat spesies penyebab malaria, yaitu P. falciparum, P. vivax, P. ovale, P. Malaria.

Penyebaran alami parasit malaria disebabkan oleh nyamuk Anopheles betina yang hidup terutama di daerah pantai . Namun, parasit dapat pula disebarkan oleh melalui pembuluh darah seperti tranfusi darah, penggunaan jarum bersama oleh pecandu narkoba, maupun penularan dari ibu ke janin yang dikandungnya.

Plasmodium falciparum adalah penyebab sekitar 85% malaria di dunia dan merupakan penyebab malaria yang paling berat.

Jenis dan Bahaya Malaria

Ada beberapa bentuk penyakit malaria, antara lain :

· Malaria tertiana, disebabkan oleh Plasmodium vivax, demam muncul setiap hari ketiga.

· Malaria quartana, disebabkan oleh Plasmodium malariae, demam setiap hari keempat.

· Malaria serebral, disebabkan oleh Plasmodium falciparum, demam tidak teratur, disertai gejala terkenanya otak, koma dan kematian yang mendadak.

· Malaria pernisiosa, disebabkan oleh Plasmodium vivax, gejala dapat timbul sangat mendadak, mirip stroke, koma disertai gejala malaria yang berat

Cara Infeksi

Waktu antara nyamuk mengisap darah yang mengandung gametosit sampai mengandung sporozoit dalam kelenjar liurnya, disebut masa tunas ekstrinsik.

Sporozoit adalah bentuk infektif. Infeksi dapat terjadi dengan 2 cara, yaitu :

1. Secara alami melalui vektor, bila sporozoit dimasukkan ke dalam badan manusia dengan tusukan nyamuk.

2. Secara induksi (induced), bila stadium aseksual dalam eritrosit secara tidak sengaja masuk ke dalam badan manusia melalui darah, misalnya transfusi, suntikan atau secara keongenital (bayi baru lahir menderita malaria oleh karena tertular ibunya melalui darah plasenta), atau secara sengaja untuk pengobatan terhadap berbagai penyakit (sebelumperang dunia ke 2); demam yang timbul dapat menunjang pengobatan berbagai penyakit seperti lues dan sindrom nefrotik.

Gejala

Gejala malaria muncul 9-14 hari setelah terinfeksi.

Gejala umum apabila seseorang menderita malaria :

ü Menggigil (15-60 menit)

ü Demam (2-6 jam) dengan suhu 37.5-40�C

ü Berkeringat (2-4 jam)

ü Dapat diikuti sakit kepala, mual, dan muntah

ü Dapat disertai gejala khas masing-masing daerah, seperti diare pada balita (TimTim), nyeri otot dan pegal-pegal pada orang dewasa (Papua), pucat dan pegal pada orang dewasa (yogya).

Gejala malaria parah :

ü Gangguan kesadaran (lebih dari 30 menit)

ü Kejang, -beberapa kali kejang Panas tinggi diikutigangguankesadaran

ü Mata kuning dan tubuh kuning

ü Perdarahan di hidung, gusi atau saluran pencernaan

ü Jumlah kencing kurang (oliguri)

ü Warna urine seperti teh tua

ü Kelemahan umum (tidak bisa duduk/berdiri)

ü Nafas sesak

Pengobatan

1. Memutus rantai penularan dengan memilih mata rantai yang paling lemah. Mata rantai tersebut adalah penderita dan nyamuk malaria.

2. Seluruh penderita yang memiliki tanda-tanda malaria diberi pengobatan pendahuluan dengan tujuan untuk menghilangkan rasa sakit dan mencegah penularan selama 10 hari.

3. Bagi penderita yang dinyatakan positif menderita malaria setelah diuji di laboratorium, akan diberi pengobatan secara sempurna.

4. Bagi orang-orang yang akan masuk ke daerah endemis malaria seperti para calon transmigran, perlu diberi obat pencegahan.

Penggunaan Obat malaria

Suatu obat mempunyai beberapa kegunaan yang dapat dipengaruhi beberapa factor, seperti spesies parasit malaria, respon terhadap obat tersebut, adanya kekebalan parsial manusia, risiko efek toksik, ada tidaknya obat tersebut di pasaran, pilihan dan harga obat. Penggunaan obat malaria yang utama ialah sebagai pengobatan pencegahan (profilaksisi ), pengobatan kuratif ( terapeutik ), dan pencegahan transmisi.

· Pengobatan pencegahan (profilaksis). Obat diberikan dengan tujuan mencegah terjadinya infeksi atau timbulnya gejala. Semua skizontisida darah adalah obat profilaksis klinis atau supresif dan ternyata bila pengobatan diteruskan cukup lama , infeksi malaria dapat lenyap.

· Pengobatan terapeutik (kuratif). Obat digunakan untuk pengobatan infeksi yang telah ada, penanggulangan serangan akut dan pengobatan radikal. Pengobatan serangan akut dapat dilakukan dengan skizontosida.

· Pengobatan pencegahan transmisi. Obat yang efektif terhadap gametosit, sehingga dapat mencegah infeksi pada nyamuk atau mempengaruhi perkembangan sporogonik pada nyamuk adalah gametositosida atau sporontosida

Pada pemberantasan penyakit malaria, penggunaan obat secara operasional tergantung pada tujuannya. Bila obat malaria digunakan oleh beberapa individu untuk pencegahan infeksi, maka disebut proteksi individu atau profilaksis individu.Dalam program pemberantasan malaria cara pengobatan yang terpenting adalah pengobatan presumtif, pengobatan radikal, dan pengobatan missal. Pengobatan presumtif adalah pengobatan kasus malaria pada waktu darahnya diambil untuk kemudian dikonfirmasi infeksi malarianya. Pengobatan radikal dilakukan dentgan tujuan membasmi semua parasit yang ada dan mencegah timbulnya relaps. Pengobatan misal dilakukan di daerah dengan endemisitas tinggi. Tiap orang harus mendapat pengobatan secara teratur dengan dosis yang telah ditentukan.

Pencegahan Malaria

Ada 3 cara untuk mencegah malaria

1. Mencegah dari gigitan nyamuk, dengan cara:

a. Tidur dengan menggunakan kelambu (biasa/insektisida)

b. Tutup jendela ketika tidur

c. Oleskan cairan pencegah gigitan nyamuk

2. Kontrol Perkembangan Nyamuk

a. 3M

b. Memelihara binatang (Ikan) untuk membunuh larva nyamuk

c. Taburkan insektisida khusus untuk membunuh larva nyamuk

3. Bunuh nyamuk dewasa

a. Semprot ruangan dengan insektisida sebelum tidur

b. Berpartisipasi dalam kegiatan penyemprotan yang diberikan oleh tenaga kesehatan

4. Khusus wanita hamil : selama kehamilan berjalan harus mengkonsumsi obat anti malaria.

BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

A. Sampel

· Darah kapiler segar

· Darah vena dengan penambahan EDTA (Etilen diamin Tetra Asetat Acid).

ETDA dapat dipakai karena tidak berpengaruh terhadap morfologi sel darah. Tiap 1 mg ETDA digunakan untuk 1mL darah vena.

B. Alat dan Bahan

a. Alat:

Ø Kaca objek 25x75 mm

Ø Pipet tetes/ pipet Pasteur

Ø Rak pengecatan

b. Bahan:

Ø Methyl Alkohol Absolut

Ø Zat warna giemza

Ø Larutan Buffer pH 6,8-7,4

C. Prosedur Kerja

a. Sediaan Darah Tipis

1. Pilih kaca objek yang bertepi rata untuk digunakan sebagai “kaca peng-apus” dan kaca objek lain sebagai tempat sediaan.

2. Satu tetes darah diletakkan di depan tetesan darah pada 2-3mm dari ujung kaca objek. Kaca peng-apus diletakkan dengan sudut 30º-45º terhadap kaca objek.

3. Kaca peng-apus ditarik ke belakang sehingga menyentuh tetesan darah, tunggu sampai darah menyebar pada sudut kaca.

4. Dorong kaca peng-apus sehingga terbentuk apusan darah. Darah harus habis sebelum kaca peng-apus mencapai ujung dari kaca objek sediaan.

5. Apusan darah dibiarkan mengering di udara dan tulis identitas pasien pada bagian tebal apusan.

b. Sediaan Darah Tebal

1. Pilih dua buah kaca objek, satu sebagai kaca objek sediaan dan yang kedua berfungsi untuk melebarkan tetesan darah.

2. Teteskan sebanyak tiga atau empat tetes darah pada kaca objek sediaan.

3. Lebarkan tetesan darah tersebut menggunakan sudut kaca objek kedua.

4. Apusan darah dibiarkan mengering di udara dan ditulis identitas pasien pada salah satu ujung kaca objek sediaan.

Catatan:

1. Sediaan darh tebal dan darah tipis dapat dibuat bersamaan pada satu kaca objek.

2. Sediaan darah tipis yang baik ketebalannya sedemikian rupa (tidak terlalu tebal dan tidak terlalu tipis), sehingga Koran yang diletakkan dibelakang sediaan tersebut masih bias terbaca.

Pewarnaan Preparat Malaria

1) Sediaan Darah Tipis

1. Sediaan darah tipis difiksasi dengan methyl Alkohol Absolut selama dua sampai tiga menit.

2. Genangi sediian dengan larutan Giemza yang telah diencerkan dan dibiarkan selama 20 menit.

3. Bilas sediaan dengan air mengalir (aliran kecil).

4. Tegakkan atau miringkan sediaan agar cepat mongering.

2) Sediaan Darah Tebal

Pada sediaan darah tebal tidak dilakukan fiksasi dengan methyl Alkohol Absolut tetapi langsung dengan pewarnaan, kemudian cuci dengan air mengalir secara hati-hati.

Catatan:

1. Bila sediaan darah tebal dan tipis terdapat dalam satu kaca objek, lakukan seperti pewarnaan untuk sediaan darah tebal.

2. Bila sediaan terlalu merah, pakailah buffer air yang lebih basa (pH>7), bila terlalu gelap atau berwarna biru tua, pakailah buffer air yang lebih asam (pH<7).

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Data Pengamatan

Berdasarkan hasil pengamatan pada mikroskop, ditemukan Plasmodium palcifarum berbentuk gamet.

Gambar plasmodium dalam darah:

B. Pembahasan

Plasmodium sp pada manusia menyebabkan penyakit malaria dengan gejala demam, anemia dan spleomegali (pembengkakan spleen). Dikenal 4 jenis plasmodium, yaitu :

Ø Plasmodium vivax menyebabkan malaria tertiana (malaria tertiana begigna).

Ø Plasmodium malariae menyebabkan malaria quartana

Ø Plasmodium falciparum menyebabkan malaria topika (malaria tertiana maligna).

Ø Plasmodium ovale menyebabkan malaria ovale.

Malaria menular kepada manusia melalui gigitan nyamuk Anopheles sp. dalam siklus hidupnya. Plasmodium sp berproduksi secara sexual (sporogoni)dan asexual (schizogon) di dalam host yang berbeda, host dimana terjadi reproduksi sexsual, disebut host definitive sedangakn reproduksi asexual terjadi pada host intermediate. Reproduksi sexual hasinya disebut sporozoite sedangkan hasil reproduksi asexual disebut merozoite. Plasmodium falciparum mempunyai sifat – sifat tertentu yag berbeda dengan species lainnya, sehingga diklasifikasikan dalam subgenus laveran.
Plasmodium falciparum mempunyai klasifikasi sebagai berikut :
Kingdom
: Haemosporodia
Divisio
: Nematoda
Subdivisio
: Laveran
Kelas
: Spotozoa
Ordo
: Haemosporidia
Genus
: Plasmodium
Species
: Falcifarum

Distribusi geografik

Parasit ini ditemukan didaerah tropic, terutama di Afrika dan Asia Tenggara. Di Indonesia parasit ini terbesar di seluruh kepulauan.

Morfologi dan daur hidup

Parasit ini merupakan species yang berbahaya karena penyakit yang ditimbulkannya dapat menjadi berat dan menyebabkan kematian. Perkembangan aseksual dalam hati hanya menyangkut fase preritrosit saja; tidak ada fase ekso-eritrosit. Bentuk dini yang dapat dilihat dalam hati adalah skizom yang berukuran ± 30 µ pada hari keempat setelah infeksi.

Jumlah morozoit pada skizon matang (matur) kira-kira 40.000 bentuk cacing stadium trofosoit muda plasmodium falciparum sangat kecil dan halus dengan ukuran ±1/6 diameter eritrosit. Pada bentuk cincin dapat dilihat dua butir kromatin; bentuk pinggir (marginal) dan bentuk accole sering ditemukan. Beberapa bentuk cincin dapat ditemukan dalam satu eritrosit (infeksi multipel). Walaupun bentuk marginal, accole, cincin dengan kromatin ganda dan infeksi multiple dapat juga ditemukan dalam eritrosit yang di infeksi oleh species plasmodium lain pada manisia, kelainan-kelainan ini lebih sering ditemukan pada Plasmodium Falciparum dan keadaan ini penting untuk membantu diagnosis species.

Bentuk cincin Plasmodium falciparum kemudian menjadi lebih besar, berukuran seperempat dan kadang-kadang setengah diameter eitrosit dan mungkin dapat disangka parasit Sitoplasmanya dapat mengandung satu atau dua butir pigmen. Stadium perkembangan siklus aseksual berikutnya pada umumnya tidak berlangsumg dalam darah tepi, kecuali pada kasus brat (perniseosa). Adanya skizon muda dan matang Plasmodium falciparum dalam sediaan darah tepi berarti keadaan infeksi yang berat sehingga merupakan indikasi untuk tindakan pengobatan cepat.

Bentuk skizon muda Plasmodium falciparum dapat dikenal dengan mudah oleh adanya satu atau dua butir pigmen yang menggumpal. Pada species parasit lain pada manusia terdapat 20 atau lebih butir pigmen pada stadium skizon yang lebih tua. Bentuk cincin da tofozoit tua menghilang dari darah tepi setelah 24 jam dan bertahan dikapiler alat-alat dalam, seperti otak, jantung, plasenta, usus atau sumsum tulang; di tempat – tempat ini parasit berkembang lebih lanjut. Dalam waktu 24 jam parasit di dalam kapiler berkembang biak secara zkisogoni. Bila skison sudah matang, akan mengisi kira-kira 2/3 eritrosit. Akhirnya membelah-belah dan membentuk 8 – 24 morozoit, jumlah rata-rata adalah 16. skizon matang Plasmodium falciparum lebih kecil dari skizon matang parasit malaria yang lain. Derajat infeksi pada jenis malaria ini lebih tinggi dari jenis-jenis lainnya, kadang-kadang melebihi 500.000/mm3 darah.

Dalam badan manusia parasit tidak tersebar merata dalam alat-alat dalam dan jaringan sehingga gejala klinik pada malaria falciparum dapat berbeda-beda. Sebagian besar kasus berat dan fatal disebabkan oleh karena eritrosit yang dihinggapi parasit menggumpal dan menyumbat kapiler. Pada malaria falciparum eritrosit yang diinfeksi tidak membesar selama stadium perkembangan parasit. Eritrosit yang mengandung trofozoit tua dan skizon mempunyai titik kasar berwarna merah (titik mauror) tersebar pada dua per tiga bagian eritrosit. Pembentukan gametosit berlamgsung dalam alat-alat dalam, tetapi kadang-kadang stadium mudah dapat ditentukan dalam darah tepi. Gametosis muda mempunyai bentuk agak lonjong, kemudian menjadi lebih panjang atau berbentuk elips; akhirnya mencapai bentuk khas seperti sabit atau pisang sebagai gametosis matang. Gametosis untuk pertama k ali tampak dalam darah tepi setelah beberapa generasi mengalami skizogoni biasanya kira-kira 10 hari setelah parasit pertama kali tampak dalam darah. Gametosis betina atau makrogametosis biasanya lebih langsing dan lebih panjang dari gametosit jantang atau mikrogametosit, dan sitoplasmanya lebih biru dengan pulasan Romakonowsky. Intinya lebih lebih kecil dan padat, berwarna merah tua dan butir-butir pigmen tersebar disekitar inti.

Mikrogametozit membentuk lebih lebar dan seperti sosis. Sitoplasmanya biru, pucat atau agak kemerah-merahan dan intinya berwarna merah mudah, besar dan tidak padat, butir-butir pign\men disekitan plasma sekitar inti.Jumlah gametosit pada infeksi Falciparum berbeda-beda, kadang-kadang sampai 50.000 – 150.000/mm3 darah, jumlah ini tidak pernah dicapai oleh species Plasmodium lain pada manusia. Walaupun skizogoni eritrosit pada Plasmodium falciparum selesai dalam waktu 48 jam dan priodisitasnya khas terirana, sering kali pada species ini terdapat 2 atau lebih kelompok-kelokpok parasit, dengan sporolasi yang tidak singkron, sehingga priodesitas gejala pada penderita menjadi tidak teratur, terutama pada stadium permulaan serangan malaria.

Siklus seksual Plasmodium falciparum dalam nyamuk sama seperti pada Plasmodium yang lain. Siklus berlangsung 22 hari pada suhu 20ºC, 15 – 17 hari pada suhu 23ºC dan 10 – 11 hari pada suhu 25ºC – 28ºC. Pigmen pada obkista berwarna agak hitam dan butir butinya relative besar, membentuk pola pada kista sebagai lingkaran ganda sekitar tepinya, tetapi dapat tersusun sebagai lingkaran kecil dipusat atau sebagai garis lurus ganda. Pada hari ke- 8 pigmen tidak tampak kecuali beberapa butir masih dapat dilihat.

Patologi dan gejala-gejala.

Masa tunas intrinsic malaria falciparum berlangsung antara 9-14 hari. Penyakitnya mulai dengan sakit kepala, punggung dan ekstremitas, perasaan dingin, mual, muntah atau diare ringan. Demam mungkin tidak ada atau ringan dan penderita tidak tampak sakit; diagnosis pada stadium ini tergantung dari anamosis tentang kepergian penderita ke daerah endemic malaria sebelumnya. Penyakit berlangsung terus, sakit kepala, punggung dan ekstremitas lebih hebat dan keadaan umum memburuk. Pada stadium ini penderita tampak gelisah, pikau mental (mentral cunfuncion). Demam tidak teratur dan tidak menunjukkan perodiditas yang jelas.

Ada anemia ringan dan leucopenia dengan monositosis. Pada stadium dini penyakit penyakit dapat didiagnosis dan diobati dengan baik, maka infeksi dapat segera diatasi. Bila pengobatan tidak sempurna, gejala malaria pernisiosa dapat timbul secara mendadak. Istilah ini diberikan untuk penyulit berat yang timbul secara tidak terduga pada setiap saat, bila lebih dari 5 % eritrosit di-infeksi.

Pada malaria Falciparum ada tiga macam penyulit :

Ø Malaria serebral dapat dimulai secara lambat atau mendadak setelah gejala permulaan.

Ø Malaria algida menyerupai syok/renjatan waktu pembedahan.

Ø gejala gastro-intestinal menyerupai disentri atau kolera.

Ø

Malaria falciparum berat adalah penyakit malaria dengam P.falciparum stadium aseksual ditemukan di dalam darahnya, disertai salah satu bentuk gejala klinis tersebut dibawah ini (WHO, 1990) dengan menyingkirkan penyebab lain (infeksi bakteri atau virus) : malaria otak dengan koma (unarousable coma), anemia normositik berat, gagal ginjal, edema paru, hipoglikemia, syok, perdarahan spontan/DIC (disseminated intravascular coagulation), kejang umum yang berulang, asidosis, malaria hemoglobinuria (backwater fewer)

Manifestasi klinis lainnya (pada kelompok atau daerah didaerah tertentu) :

· Gangguan kesadaran (rousable)

· penderita sangat lemah (prosrated)

· Hiperparasitemia

· Ikterus (jaundice)

· hiperpireksia

Hemolisis intravascular secara besar-besaran dapat terjadi dan memberikan gambaran klinis khas yang dikenal sebagai “blackwater fever” atau febris iktero-hemoglobinuria. Gejala dimulai dengan mendadak, urin berwarna merah tua samapi hitam, muntah cairan yang berwarna empedu, ikterus, badan cepat lemah dan morolitasnya tinggi. Pada “blackwater” parasit sedikit sekali, kadang-kadang tidak ditemukan dalam darah tepi.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan pada mikroskop, ditemukan Plasmodium palcifarum berbentuk gamet. Plasmodium falciparum adalah penyebab malaria tropika (malaria tertiana maligna).

B. Saran

Sebaiknya dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai plasmodium malaria lainnya yaitu p.oval, p.malariae, dan p.vivax.

DAFTAR PUSTAKA

Anonym.Malaria di Indonesia,Nama,penyebab, danSejarah Malaria.online. www.koalisi.org.diakses tanggal 16 Mei 2009.

Anonim.Indonesia Masih Beresiko Malaria.online.www.Kompas.com.diakses tanggal 16 Mei 2009.

Anonim.Malaria.online.http://www.who.int.diakses tanggal 16 Mei 2009.

Anonim.Malaria.online.AsianBrain.com.diakses tanggal 17 Mei 2009.

DH,John.Plasmodium.online.www.garut.go.id.diakses tanggal 17 Mei 2009.

0 komentar: